Wednesday 23 March 2011

GENERASI PENERUS KUNG FU KWIK TJONG THAY / Guo Zhongtai (郭种泰 )


Alm. Sifu Kwik Tjong Thay

Adapun seorang yang bernama Sifu Kwik Tjong Thay / Guo Zhongtai (郭种泰 ) adalah seorang Guru Besar Kung Fu yang cukup dikenal orang dan berbagai kalangan masyarakat kota Solo. Kwik Tjong Thay sebelumnya pernah belajar kung fu kepada Sin She Siem Yang Tek /Shen Yangde (沈扬徳), seorang Su-Siok dari Sin She Lo Ban Teng ketika beliau masih di negeri daratan China. Adapun Sin She Liem Tjoei Kang / Lin Cuigang ( 林粹刚) seorang keponakan dari Sin She Lo Ban Teng /Lu Wanding (盧萬定) yg juga belajar dari Sin She Siem Yang Tek, ketika Sin She Siem Yang Tek hijrah ke Singapura dan keduanya memiliki hubungan anak dan orang tua angkat. Sin She Lo Ban Teng datang ke Semarang - Indonesia di tahun 1927. Beliau mengajak Sin She Liem Tjoei Kang belakangan namanya juga terkenal dalam kalangan kun-thao di Indonesia, khususnya di kota Solo – Jawa Tengah. Dan Beliau juga seorang penerus Siauw Lim Ho Yang Pay / Ngo Cho Kun (Wuzu Quan) dari seorang Guru Besar Kung Fu Legendaris Sin She Lo Ban Teng yang memiliki julukan Pek Bin Kim Kong ( Malaikat Berwajah Putih) itu. Dan pada akhirnya, tak lama kemudian Sin She Liem Tjoei Kang mengembangkan ajaran Kung Fu Siauw Lim Ho Yang Pay di kota Solo – Jawa Tengah.
Alm. Sifu Kwik Tjong Thay

Alm. Sifu Kwik Tjong Thay
Sekitar tahun 1930an ketika berumur 17 tahun , Kwik Tjong Thay muda hijrah ke Indonesia, tepatnya di kota Solo. Setelah di Solo, beliau melanjutkan berlatih kung fu kepada Guru Besar Kung Fu Sin She Liem Tjoei Kang, seorang penerus Siauw Lim Ho Yang Pay / Ngo Cho Kun (Wuzu Quan) dari seorang Guru Besar Kung Fu Legendaris Sin She Lo Ban Teng itu. Hingga beliau menjadi seorang murid terbaik dan asisten dari Sin She Liem Tjoei Kang. Dan waktu itu, Sin She Liem Tjoei Kang dengan rendah hati menolak panggilan Sifu (guru) dari Kwik Tjong Thay, tetapi Beliau hanya ingin disebut Su Heng (Kakak seperguruan) atau Sin She Liem saja. Jurus andalan dari Siauw Lim Ho Yang Pay adalah Sam Chien. Beliau menikah dengan seorang yang bernama Go Ay Lian Nio. Dan dikaruniai 12 orang anak, yang terdiri dari 9 orang anak laki-laki dan 3 orang anak perempuan. Kemudian sejak sekitar tahun 1950an beliau mejadi seorang Guru Besar Kung Fu dan juga menjadi penerus Siauw Lim Ho Yang Pay /Ngo Cho Kun (Wuzu Quan). Tempat mengajar kung fu dan sekaligus menjadi tempat tinggalnya terletak di Ledoksari no 5 Solo. Selain menjadi guru kung fu, beliau juga menjadi seorang guru di Sekolah Dasar Tjung Tjen. Dan banyak orang-orang memanggilnya Kwok Xiansheng. Beliau menjadi guru yang sangat disiplin dalam mendidik murid-murid maupun anak-anaknya. Selain menjadi seorang ayah, beliau juga menjadi guru kung fu bagi anak-anaknya. Dengan harapan ada diantara satu dari anak-anaknya ini mewarisi ilmu kung fu yang dikuasainya.
Sifu Kwik Ek Djoe

Sifu Kwik Ek Djoe
Satu diantara kedua belas anaknya yang berbakat dalam mempelajari ilmu kung funya adalah anak laki-lakinya yang ke -7, yang bernama Kwik Ek Djoe, lahir di kota Solo pada tanggal 18 September 1944. Ketika berumur 10 tahun, Kwik Ek Djoe mulai berlatih kungfu kepada ayahnya. Dalam berlatih kung fu Kwik Ek Djoe selalu berlatih setiap hari tanpa mengenal waktu. ilmu yang diasahnya tiap hari itu membuahkan hasil pukulan-pukulan yang keras. Ayahnya sangat senang dengan bakat anaknya itu. Kemudian Kwik Ek Djoe berlatih kepada Sin She Liem Tjoei Kang, guru dari ayahnya. Dengan harapan supaya Ek Djoe lebih bersungguh-sungguh berlatih kung fu. Dengan semangat yang baru, hari demi hari berlatih kung fu kepada Sin She Liem Tjoei Kang telah dilaluinya. Di tempat yang baru ini Ek Djoe mulai mendapatkan kepuasan hatinya. Gurunya sangat perhatian dengan segala gerakan-gerakan yang di peragakan oleh Ek Djoe. Karena sebelum menjadi murid Sin She Liem Tjoei Kang , Ek Djoe sudah mempunyai dasar yang bagus dan kuat. Hampir tak terasa 6 tahun lebih sudah berlalu. Jurus demi jurus dipelajarinya dengan sungguh-sungguh. Sehingga Ek Djoe menjadi murid kesayangan Sin She Liem Tjoei Kang. Setelah Sin She Liem Tjoei Kang meninggal dunia, Ek Djoe kembali melengkapi latihannya selama kurang lebih satu tahun kepada Sifu Kwik Tjong Thay , ayahnya. Dan ditemani oleh seorang murid Sifu Kwik Tjong Thay yang bernama Tje Hwen.

Sekitar tahun 1967an, Sifu Kwik Ek Djoe kira-kira berumur 23 tahunan mulai melatih kung fu beberapa saudara sepupunya. Kemudian menjadi Guru Besar Kung Fu bagi murid-muridnya yang lain. Sifu Kwik Ek Djoe menciptakan beberapa jurus-jurus andalannya yang terkenal seperti Khay Siep Kun, Sip Ho Kun, Tjung Yang Sip Kun, jurus Kera, Harimau dan Ular. Kembangan dari Sam Chien dan jurus tradisional dari Siauw Lim Ho Yang Pay yang menjadi dasar yang dikuasainya. Selain jurus-jurus tangan kosong, Sifu Kwik Ek Djoe mempelajari pernafasan dan beberapa jurus senjata ciptaannya seperti Toya, Kwan To (tombak golok), dan Siang Hap To ( Golok Kembar).

Setahun kemudian, sekitar tahun 1968 Sifu Kwik Ek Djoe menikah dengan seorang gadis bernama Nyoo Sien Nio. Dan kemudian di tahun 1970an membuka perguruan kungfu di sebuah tempat aula gedung Sekolah Al-Islam Jl. Honggowongso Solo, yang terletak di seberang jalan depan rumahnya,.yang diikuti oleh sekitar 80an orang murid-murid yang 75% non Tionghoa.
Sifu Yonathan Hendrik

Sifu Yonathan Hendrik Setyawan (Kwik Swie Tjwan / Guo Shui Quan 郭水泉 )
Pada tahun 1973, tepatnya tanggal 8 Juli, lahirlah bagi pasangan Kwik Ek Djoe – Nyoo Sien Nio, seorang anak laki-laki pertama dari empat bersaudara yang bernama Kwik Shui Quan atau yang lebih dikenal dengan nama Hendrik Setyawan. Sejak berumur sekitar 3 tahun Hendrik selalu mendampingi Kwik Ek Djoe, ayahnya saat mengajar kung fu di malam hari. Kemanapun Sifu Kwik Ek Joe mengajar kung fu, Hendrik kecil selalu mengikutinya. Seakan tidak mau lepas dari kasih sayang, ayahnya itu.

Hendrik kecilpun selalu aktif dalam gerakan. Sehingga Hendrik selalu mengikuti gerakan-gerakan latihan ayahnya. Melihat gerakan Hendrik yang ketika itu usianya masih 4 tahun mulai antusias terhadap gerakan kungfu, Sifu Kwik Ek Djoe, ayahnya mulai mengenalkan dasar-dasar gerakan kung fu. Hingga suatu hari ibunya merasa tidak tega dan sering kali bertengkar melihat Hendrik dilatih split oleh ayahnya. Tetapi hasil dari latihan yang keras itu Hendrik memiliki kaki yang lentur, tendangan tinggi dan cepat. Dengan ketekunan dan kesabaran, Sifu Kwik Ek Djoe berharap anak laki-lakinya itu kelak mewarisi ilmu kung funya.


Sejak kecil, Hendrik selalu mengidolakan bintang kungfu Bruce Lee, Hendrik dalam setiap berkelahi selalu meniru gaya kung fu Bruce Lee. Menurut cerita dari ibunya, waktu ibunya hamil tua sekitar 9 bulan selalu ingin mengidamkan nonton film Bruce Lee. Suatu kali karena ayah Hendrik tidak mau diajak nonton bareng film “The Way of The Dragon”, Sien Nio, ibunya dalam keadaan hamil itu tetap nekat sendirian menonton film itu.


Selain berlatih kepada Sifu Kwik Ek Djoe, ayahnya. Hendrik juga berlatih kepada Sifu Kwik Tjong Thay, sang kakek. Ketika itu hanya jurus Sam Chien saja yang diajarkan kepadanya. Itupun sang kakek ingin gerakan jurus warisan itu harus benar-benar sempurna. Meskipun dengan cara latihan yang kuno akhirnya Hendrik mulai mengerti tujuan kakeknya mengapa hanya Sam Chien (Jurus 3 Pertempuran ) saja yang diajarkan pada dirinya selama dua tahun. Barulah setelah itu mulai diajarkan jurusjurus Ngo Cho Kun lainnya, seperti : Ji Sip Kun (Jurus 20 Pukulan), Si Men Da Jiao/Pa Kak  (Jurus Pukulan Sudut), Siong Sui (Jurusan Pukulan Berantai), Ngo Houw Chien (Jurus Pertempuran 5 Harimau), Sen Ho Pien, Jien Jie Ta, dan Lung Tao Chien. Dan itupun sangat berpengaruh dengan jurus-jurus yang dipelajari sebelumnyapun menjadi semakin bertenaga.

Setelah Kwik Tjong Thay melihat hasil latihan cucunya itu, Kwik Tjong Thay yang tadinya hanya menutup diri, kini mulai terbuka dalam mengembangkan teknik Sam Chien itu bagaimana cara menggunakan itu dalam pertarungan yang sebenarnya. Ternyata teknik dari jurus Sam Chien itu sederhana tetapi mematikan dan banyak gerakan-gerakan serangan yang tidak bisa diduga lawan. Kepalan, pinggang, dan kaki harus selalu digunakan bersama untuk menemukan hasil yang maksimal. Setelah berhasil menguasai jurus Sam Chien itu, Hendrik mulai melatih pukulan – pukulan kerasnya dengan cara memukul memadamkan api pada lilin setiap hari. Kepalan memanglah nyata, tetapi pukulan tak akan terlihat. Tiada hari tanpa latihan kung fu. Selain mempelajari ilmu tangan kosong. Hendrik juga mempelajari ilmu senjata dari ayahnya, yaitu senjata toya dan golok kembar (Siang Hap To). Selain itu Hendrik juga menguasai Nunchaku double dan tunggal.
Satu Prinsipnya dalam bertarung yaitu : “Bergerak menyerang bagaikan kilat dan menghilang bagaikan awan.”

Sejak tahun 1995, Hendrik mulai diangkat menjadi asisten pelatih oleh ayahnya. Jurus-jurus yang dikuasainya, menjadi semakin berkembang. Tempat latihannya waktu itu di rumah, Jl. Suryo 132 Jagalan Solo.

Kemudian Hendrik mulai belajar jurus tradisional Siauw Lim Ho Yang Pay yang lain dari kakeknya, kepada Sifu Kwik Ek Djoe. Karena sudah terbiasa pola latihan dari kakeknya. Hendrik mempelajari satu jurus sampai benar-benar mahir. barulah belajar jurus yang lain. Selama ayahnya, belum mengatakan sempurna jurus itu. Hendrik tetap fokus pada satu jurus itu tanpa ingin belajar jurus yang lain , sebelum jurus itu benar-benar matang. Dan sejak itu tiap hari Hendrik selalu meluangkan waktu untuk berlatih pertarungan jarak dekat dengan Shifu Kwik Ek Djoe, ayahnya. Teknik jarak dekat dengan menggunakan sistem menempel (Sticky Hand) ini, membuat dia menguasai teknik bertarung sambil menggunakan penutup mata (Blind Chi Sao) seperti kung fu aliran Wing Chun. Salah satu unsur dari kelima unsur Ngo Cho Kun/ Wuzu Quan adalah jurus bangau (Pai He). Yang mengandalkan kelenturan, kecepatan dan power. Karena teknik bertarung jarak dekat Ngo Cho Kun dan Wing Chun tidak beda jauh.Sehingga kedua teknik ini dengan mudah dikombinasikan. 

Hendrik menikah pada tanggal 29 Desember 1997. Isterinya bernama Liem Ay Fang. Beberapa hari setelah pernikahannya berlangsung, tepatnya awal Januari 1998 Hendrik diangkat menjadi Guru Besar Kung Fu menggantikan ayahnya yang sudah tidak ada waktu lagi untuk mengajarkan kung fu kepada murid-muridnya. Sifu Kwik Ek Djoe mulai aktif di pelayanan gereja secara full time.


Kini Sifu Kwik Ek Djoe sudah tidak lagi menerima murid baru. Terhitung sejak pertama melatih sampai sekarang tercatat sekitar 1.000 orang murid pernah belajar kung fu padanya. Diantara murid-murid yang masih eksis berlatih sampai sekarang hanyalah Hendrik, anak laki-lakinya dan Laurent Tambayong (Tam Ji Jun 谭志俊) , seorang murid Sifu Kwik Ek Djoe. yang sekarang tinggal di Amerika. Laurent adalah seorang murid yang berbakti kepada sifu Kwik Ek Djoe, sang Guru. Dan sangat menghormati Sifu Hendrik sebagai kakak seperguruan.Sering kali, ketika Laurent kembali ke Indonesia, Laurent selalu menyempatkan waktu untuk berlatih setiap hari selama berlibur di Solo.

Kemudian Sifu Hendrik mulai meneruskan estafet Guru Besar, Generasi ke -3 dari Kwik Tjong Thay, kakeknya. Dan tempat latihan Sifu Hendrik melatih murid-muridnya yang ketika itu berawal dari 5 orang bertempat di Jl. Ledoksari no.5 Solo. Dimana tempat itu adalah tempat permulaan Kwik Tjong Thay, kakeknya menempa ilmu ayahnya dan dirinya. Beberapa kemudian, awal dari Sifu Hendrik melatih, mulai banyak sekali anak-anak remaja yang belajar kung fu kepadanya. Perkembangan perguruan yang baru dirintisnya mengalami kemajuan pesat, setelah pasca kerusuhan Solo 14 Mei 1998. Murid-muridnya semakin bertambah menjadi 26 orang. Karena keterbatasan tempat latihan di Ledoksari, Sifu Hendrik menyewa tempat latihan di sebuah Gedung Serba Guna Kalurahan Purwodiningratan Prayunan Solo.Beberapa tahun kemudian, Hendrik menamakan sasananya “EAGLE FIST KUNG FU FIGHTING” dengan materi : Kung Fu Tradisional Wuzu Quan / Ngo Cho Kun & Kung Fu Fighting.

Tak terasa tahun demi tahun telah berlalu, tanggal 12 Januari 1999 lahirlah seorang anak perempuan bernama Elizabeth Rosamund Helen Setyawan yang melengkapi kebahagian keluarga sifu Hendrik dan Fang-Fang,istrinya. Tetapi tak lama setelah beberapa hari, tepatnya tanggal 26 Januari 1999 Sifu Kwik Tjong Thay meninggal dunia dalam usia 83 tahun. Banyak orang-orang dari berbagai kalangan di kota Solo turut berbelasungkawa. Almarhum Kwik Tjong Thay meninggalkan warisan yang tak ternilai harganya yaitu ilmu kung fu yang diteruskan oleh generasi-generasi berikutnya.

Elizabeth Rosamund Helen Setyawan


Mulai tahun 2002, Sifu Hendrik kembali fokus mengajar murid-muridnya. Dan pada tahun itu kembali mengalami peningkatan. Banyak murid-murid yang menjadi muridnya. Baik dari kalangan anak-anak, remaja dan dewasa. Dan sejak tahun 2004 sampai sekarang hanya mengajar secara private dan kelompok saja. Setiap hari, tidak pernah melewatkan waktu berlatih kung fu, seakan Kung fu adalah bagian dari hidupnya. Karena menurut pendapat Sifu Hendrik, bahwa Kung Fu merupakan seni yang berperan sebagai pembangun kesehatan dan pikiran, karena tanpa pikiran tubuh tidak berguna. Selain itu Kung Fu juga memiliki cara yang efisien untuk melindungi, membela diri dan mempertahankan diri. Karena pertahanan yang baik adalah cara serangan yang kuat. Menurut pendapatnya pula, sebagai seorang yang mempelajari ilmu Kung Fu juga harus mengerti tentang filosofi-filosofi Kungfu. Untuk memiliki pengetahuan dan keahlian, haruslah membutuhkan pengorbanan dan hati yang teguh.

Setelah sekian lama menjadi seorang guru besar, Sifu Hendrik menjadi semakin mengerti apa arti rendah hati sebagai seorang yang mempelajari Kung Fu. Ada suatu kalimat yang menjadi motto dalam hidupnya sehari-hari yaitu : “Lemah dan terbuka dalam penampilan, namun sangat kuat saat dilepaskan. Karena seseorang harus menjadi kuat tanpa harus kehilangan kelembutanya. Dan siapa yang dapat menaklukan dirinya sendiri berarti orang itu telah mengalahkan musuh yang terbesar dalam hidupnya.”

7 comments:

jetkundo_stpampta said...

pao cien li

Sifu Yonathan Hendrik / Guo Shui Quan( 郭水泉 ) said...

@jetkundo stpampta: pao cien li...salam kung fu...salam persahabatan dan persaudaraan ... :)

Unknown said...

Mau tanya : usia 7 tahun apakah sudah bisa untuk latihan Kung Fu? Tempat Latihan di Solo dimana ya? Dan Jadwal latihan brp kali dlm seminggu, serta biaya latihan perbulan berapa?

Unknown said...

Bisa. Sangat bagus melatih kelenturan, kekuatan motorik otot, mental dan gerak refleks anak. Latihan umum tiap hari rabu dan sabtu jam 17.30-19.00 di thunder fitness jl. Komodo kampungbaru solo. Utk latihan grup privat latihan di rumah sy. Hari dan waktu bisa dibicarakan lbh lanjut. Hub : 085642235333 pin BB 31690B51

Unknown said...

kalau buat yg umur 17 th bisa gk?
thanks

Unknown said...

Baca2 blog ini jd ingat masa lalu, sy pernah berlatih di awal thn 90 an...kangen suasana latihannya, aroma adonan kue kranjang tiap latihan....salam kenal suhu,,smoga makin jaya

john souw said...

Saya John Souw, orang Solo. Kalo umur 48, bisa latihan tidak. Dulu sih saya pernah belajar dasar2 KunThao tp waktu masih ABG. Apa tidak terlambat bagi saya utk belajar lagi untuk selamanya ? Karena saya sudah jatuh cinta sama Kun THao...